5 Cara Mengatasi #BAPER (Bawa Perasaan) Berlebihan


5 Cara Mengatasi #BAPER (Bawa Perasaan) Berlebihan

Bagaimana Cara Mengatasi  #Baper?
[Menjawab Sebuah pertanyaan yang masuk ke Inbox SCR niyy]

#Baper itu Bawa Perasaan kan ya ? Sebenarnya Bawa perasaan ini adalah Alami sebagai sifat manusia, yang dianugerahi tentang perasaan, hati, naluri dari setiap Manusia ciptaan Allah SWT.

Jadi Sebenarnya Wajar jika kadang kita Suka #Baper. Yang agak merepotkan kalau, #Baper itu sangat berlebihan sampe mengganggu perkembangan pikiran kita.

#Baper sebenarnya bisa berarti Perasaan yang dirasain itu baik atau positif, bisa juga nggak. Kalo yang baik alhamdulillah, akan membawa pikiran kita dan tindakan kita ke arah yang lebih positif.

Tapi adajuga yang buruk atau negatif. Dan ini sangat mengganggu. Sebagian besar dari kita, terutama para remaja seringkali sulit menghilangkan rasa #Baper yang negatif berlebihan.

Sebelum kita lanjut ke Cara mengatasinya, mendingan kita tau dulu nih, dasarnya apa sih kita #Baper?

Pertama, biasanya karena Sudut Pandang kita yang selalu merasa sebagai korban. Contohnya nih, 

"kalo ada teman pasang foto di IG lagi kumpul bersuka ria dan kita tidak ada didalamnya, kita merasa "idih kita kok gak di ajak sih, trus berlebihan berpikir bahwa kita sedang dijauhkan dll..dll"
Padahal, belum tentu situasinya seperti itu, kita sudah dengan mudah berprasangka buruk dengan teman-teman kita, dan jadinya emosi kita berkembang berlebihan deh. 

Kedua, Bagaimana pola pikir kita menerima informasi yang ada. Iya, kadang kita terima informasi dari satu sisi dan ikut terbawa emosi atau perasaan, jadi berpikiran negatif yang berlebihan. Contohnya,

"Suatu hari kamu ketemu teman kamu (si A) yang bercerita tentang teman kamu yang lain sebut aja si B, bahwa kata si A, si B sedang mencari perhatian ke Cowo/Cewe yang kamu taksir, trus kamu jadiberpikir berlebihan deh, negatif terhadap teman kamu si B, padahal juga informasi yang dibawa si A belum tentu benar"
Jadi, seharusnya informasi yang kamu terima dari manapun tidak langsung ditelan mentah-mentah, harus dipikirkan baik-baik. Cari dulu kebenaran informasi tsb.

Nah cara mengatasinya adalah 5 Cara nih :

Pertama : Ubah Pola Pikir/Pandang Kamu

Setiap manusia dibekali Akal, yaitu kemampuan untuk berpikir dengan pertimbangan hati nurasi dan perasaan. Bekal ini tentunya akan ada 2 Sisi, yaitu Sisi Positif dan Negatif karena Allah selalu menciptakan semuanya berpasangan. Manusia sendiri adalah Makhluk Bebas menentukan apa pilihannya. 

Pada umumnya, masih banyak orang yang memberikan porsi pertimbangan dasar dalam berpikir bergantung dengan apa yang ia rasakan. Perasaan ini pastinya merujuk kepada tingkat kenyamanan, keinginan dan harapan yang terbesar dalam dirinya, sehingga ketika semua hal yang ia temui tidak sesuai harapannya, ia akan sangat mudah berpikiran negatif.

Yang terbaik adalah, kita selalu terus berlatih dari waktu ke waktu, ketika kita punya pikiran negatif, kita usahakan tanyakan kembali kepada hati dan pikiran kita, apa iya begitu ? Apakah ini pikiran jelak aku aja atau bukan ? jadi Kita harus sering-sering bertanya dulu dalam hati, apakah pikiran kita ini benar atau Baper aja, nah dari situ akan berkembang keinginan untuk mencari tahu, apa iya begini benar pikiran kita terhadap sesuatu ? 

Upaya yang bisa dilakukan lainnya adalah, ketika kita menyadari bahwa kita seringkali baper negatif, usahakan selalu lawan pikiran negatif kita dengan pikiran yang positif. Jadi kita tetapkan pikiran kita dan hati kita untuk memberikan suara-suara yang harus diuji, dan diseimbangkan. Misal kita harus kan diri kita untuk memiliki pikiran 2 arah, :
  • Kalo aku berpikir buruk, aku harus lawan dengan pikiran baik, harus seimbang 50:50
  • Kalo pun pikiran buruk atau dugaan kita yang benar, maka keburukan kita gak boleh pengaruhi prilaku aku dan tindakan aku nih. Jangan sampai tertular. dan terkontaminasi yang buruk.
  • Kalo pun dugaan buruk ini benar, ambil hikmah yang baik dari situasi buruk tersebut bahwa, aku bersyukur diberi petunjuk supaya bisa belajar agar aku nggak begitu.

Kedua : Cari Informasi yang akurat dan benar

Seringkali informasi yang kita terima secuprit-cuprit aja, akhirnya kita jadi baper, makanya setiap informasi yang kita terima harus dicari kelengkapannya, agar kita bisa berpikir Jernih. Mencari Informasi bisa dengan bertanya ke posisi pandang lainnya, bisa konsul, bisa cari di internet, bisa juga kita menggunakan pertimbangan Normatif.

apa itu pertimbangan Normatif ? yaitu pertimbangan yang didasari oleh norma-norma yang berlaku didalam kehidupan kita. Norma Tertulis seperti undang-undang dan peraturan yang berlaku, atau Norma tidak tertulis seperti etika budaya yang kita anut. 

Contohnya Bagaimana ?

Misalnya, Kita diajak ikutan posting2 pesan tentang calon pemilihan ketua osis di media sosial, karena shabat2 kita semua mendukung salah satu calon, trus kita diajak untuk memburukkan calon lainnya. 

yang harus dilakukan atas ajakan mereka :
  • Kita cari tahu, apakah calon yang akan diburukkan oleh teman teman itu, bener seperti apa yang teman2 kita katakan ?
  • kalo benar, masa iya kita sebarin ? apa kalo kita sebarin itu budaya yang baik ? Kita sendiri belum tentu manusia sempurna (Norma Etika Budaya)
  • Kalo kita sebarin, bener nggak sih tindakan kita ? melanggar aturan ngga tentang Hate Speech Atau Ujaran kebencian, ada aspek hukum gak yang akan menjerat kita/ apa aja Undang-undangnya dan peraturannya, berapa hukumannya ?

Ketiga : Belajar memahami perbedaan pendapat

Ya, kita harus belajar dan selalu berlatih memahami perbedaan pendapat. Dimanapun dan dalam kesempatan apapun, bukan hanya saat rapat atau musyawarah, tapi dalam setiap situasi apapun yang kita hadapi.

Contohnya : 
Kelompok Sahabat kita ada 5 Orang, suatu hari berencana pergi camping ke pegunungan, dari semua anggota, ternyata ada 1 orang yang gak bisa ikut, karena ia lebih milih camping ke pantai, nah disini kita harus bermusyawarah kembali untuk menentukan apa sih dasar pertimbangan yang dimilikinya sampe beda sama kita-kita, jadi kita dengarkan pendapatnya dan kita bersama dengan semua anggota memusyawarahkan sebenarnya untung ruginya antara camping ke pantai dan gunung itu apa, lalu ambil suara, lalu kita harus menghargai apapun hasilnya.

Atau, Teman kita itu bilang gak bisa ikut tanpa memberikan alasan. kita harus segera menghargai keputusannya, bahwa ia pasti punya alasan tersendiri yang menyebabkan ia tidak bisa ikut dan tidak bisa mengungkapkan alasannya, bisa saja ia dilarang orangtuanya, atau dia tidak punya cukup uang untuk membiayai kegiatan camping ini, dan pastinya dia malu untuk mengungkapkannya. Kita bisa bertanya baik baik, dan jika pun tidak dijawab olehnya, kita juga harus menghargai kesulitannya untuk ceritakan alasannya.

Selain itu, biasakan kita berpikiran tidak hanya ngotot dengan pikiran kita sendiri, menganggap pendapat kita yang paling benar. Akan tetapi setiap pertimbangan yang kita miliki sebaiknya diambil dari 2 sisi, yaitu kalo menurut kita bagaimana, lalu seandainya aku jadi orang itu, bagaimana pikiran aku saat aku menjadi dia, lalu, pertimbangkan juga, kalo menurut kacamata umum, seharusnya yang baik bagaimana sih ?

Keempat : Mengupayakan yang terbaik dan berlatih untuk lebih sabar

Selain itu, apapun hasil pikiran yang kamu dapati, harus kembali kepada Upaya yangg terbaik yang bisa kamu sampaikan dan berikan kepada kebaika secara umum. Bagaimana yang baik ? Yaitu Pendapat dan pikiran yang paling benar didalam tatanan kehidupan bermasyarakat, jangan sampai kita ngotot sama pikiran kita tapi belum tentu masyarakat umum menerima pikiran kita.

Kalaupun kamu merasa pikiran kami benar, dan banyak orang tidak bisa menerima dan berpikir jauh lebih maju dengan kamu, dan tetap tidak menerima pikiran kamu, yang bisa kamu lakukan hanya bersabar.

berlatih sabar ini bukan hanya saat kita benar, tapi semua situasi memerlukan kesabaran. Ingat Saja, bahwa Tuhan menciptakan Manusia adalah untuk :
  • berjalan dan hidup dalam koridor kebenaran, di agama apapun
  • Bersiar tentang jalan yang lurus dan benar, mengajak dalam kebaikan
  • Jika langkah kita mentok dan buntu, kita serahkan kepada Tuhan/Allah SWT bahwa ini diluar kemampuan kita dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT
  • Menyadari bahwa bagian kewajiban kita dalam konteks siar kebenaran sudah selesai dan selanjutnya nanti Allah yang atur.
  • Kita bisa tetap berupaya yang terbaik yaitu berdoa.
Kelima : TENANG

Ya kita harus tenang, agar kita bisa berpikir jernih. ketenangan bisa diupayakan kalau kita terbiasa berlatih sabar. jadi Semua saling terkait. 

Gitu Sahabat Curhat Remaja.
Kalau kalian ada masalah lain terkait dengan baper, yang perlu japri lebih lanjut, japri-an aja yah, ke email : selvi.aldriani@gmail.com atau kirim fb Messenger ke FB nya Selvi Aldriani atau Sahabat Curhat Remaja. 

Semangat ya Sahabat Curhat !

Salam....





Comments